LiteraSIP

Tim Kurator

Gol A Gong

Kurator Cerpen

Lahir di Purwakarta 15 Agustus 1963 dengan nama Heri Hendrayana Harris. Pada umur 2 tahun diboyong ayah dan ibunya ke Serang, Banten. Pada usia kelas 4 SD harus kehilangan tangan kirinya. Menyelesaikan sekolah hingga lulus SMA di Serang. Dia lahir dari rahim puisi. Karya pertamanya adalah puisi yang dimuat di majalah HAI pada 1981. Dia kecewa karena honor menulis puisi sangt kecil. Kemudian kuliah di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Bandung. Akan tetapi tidak menyelesaikan kuliahnya, lebih memilih traveling mengelilingi Indonesia (1985—87). Sepulang dari traveling, karya pertamanya adalah novel yang berjudul Balada si Roy dimuat bersambung di majalah HAI. Kemudian Gramedia menerbitkannya jadi buku hingga 10 jilid dan best seller. Beberapa kali menolak difilmkan hingga menikah dengan Tias Tatanka (1996), menerima pinangan Indika Entertainment untuk disinetronkan. Ari Sihasale jadi pemeran Roy dan tayang di Malaysia, hal yang jadi misteri kenapa sinetron Balada si Roy tidak tayang di Indonesia.

Menulis 126 buku berupa novel, antologi cerpen, antologi puisi, travel writing, esai, dan parenting. Buku puisi Air Mata Kopi (Gramedia, 2014) masuk 10 besar Hari Puisi Indonesia 2014. Beberapa novelnya seperti Pada-Mu Aku Bersimpuh, Al Bahri disinetronkan dan dananya digunakan untuk membangun peradaban baru di Banten, yaitu Rumah Dunia, pusat belajar di Serang yang memerdekakan warga belajarnya menekuni sastra, jurnalistik, dan film. Pernah bekerja di Indosiar (1995) dan RCTI (1996—2008) sebagai senior creative. Melanglang buana ke berbagai PH sebagai co-writer. Buku terbarunya Gong Smash (Epigraf, 2021). Bersama SIP Publising rutin menyelenggarakan pelatihan menulis dan menerbitkannya jadi buku antologi.

 Sejak 30 April 2021 diamanahi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia meneruskan perjuangan Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia 2021— 2025. Bersama Perpusnas RI, Dinas Perpustakaan ber-Safari Literasi, blusukan ke desa-desa, sekolah, 224 kampus, gedung pemerintah dalam mengampanyekan budaya membaca dan menulis. Bekerja sama dengan Forum Lingkar Pena, Forum Taman Bacaan Masyarakat, GPMB, dan komunitas literasi lainnya menyelenggarakan pelatihan menulis, mengunjungi perpustakaan desa dan taman bacaaan masyarakat, mendistribusikan Hibah Buku Nusantara, seminar literasi, pembacaan puisi di kafé-kafé, dan meluncurkan seta membedah buku. Semua kegiatannya didokumentasikan oleh Rudi Rustiadi, sebagai asisten Duta Baca Indonesia dan bisa dinikmati di akun YouTube GolAGong TV.

Nana Sastrawan

Kurator Puisi

Lahir 27 Juli di Kuningan, Jawa Barat. Dia pernah menjadi peserta Mastera Cerpen (Majelis Sastra Asia Tenggara 2013) dari Indonesia bersama para penulis dari Malaysia, Brunei, Singapura. Ia meraih Penghargaan Acarya Sastra IV dari Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2015. Ia juga sebagai pengurus harian Yayasan Hari Puisi dan Pendiri Penerbit Hyang Pustaka.

Beberapa novelnya adalah Anonymous (2012). Cinta Bukan Permainan (2013). Cinta itu Kamu (2013). Love on the Sky (2013). Kerajaan Hati (2014). Kekasih Impian (2014). Cinta di Usia Muda (2014). Solilokui (2019), Sumbi, Perempuan yang Mengawini Anjing (2020). Buku Kumcernya adalah Ilusi-delusi (2015), Jari Manis dan Gaun Pengantin di Hari Minggu (2016), Chicken Noodle for Students (2017). Ingin Kuhapus Lipstik di Bibirmu denga Bibirku (2021). Televisi Tanpa Antena (2021). Protes Para Anjing (2021). Dan buku cerita anak Telolet (2017), Aku Ingin Sekolah (2018), Kids Zaman Now (2018). Buku antologi puisinya, Tergantung di Langit (2006), Nitisara (2008), Kitab Hujan (2010), Penyair Tali Pancing (2011). Kabar Untuk Istana (2020). Oeang (2022). Jangan Kutuk Aku Jadi Penyair (2023).

Penulis bisa disapa di akun Facebook, Youtube, Twitter dengan nama pena di atas, atau kunjungi www. nanasastrawan.com.