LiteraSIP

30 April 2023

Puisi-Puisi Lailatul Kiptiyah

Oleh : Lailatul Kiptiyah*

 

 

 

KAU AKAN MELEWATINYA

rentang kabel-kabel di atas jalan
simpang lima itu
menyerupai hasil gerakan-gerakan pensilmu
sedikit rumit, tak terduga, melintas-lintas
menabrak batas

aku tahu kini tas punggungmu lebih berat
dari sebelumnya
:buku-buku, kotak makanan, botol air minum
kotak peralatan tulis, huruf, angka, bacaan-
bacaan, hafalan-hafalan

maka tanganku yang lebih besar ini
masih kerap merasa iba
menimbang bebannya dan ikutan
menarik-narik kaus kakimu
yang terkadang tanganmu sulit melakukannya
selepas kegiatan pagi, di aula itu

namun anakku, itu bukanlah masalah besar
kau akan melewatinya, begitu saja
seperti batuk, angin, diagnosis-diagnosis
juga riwayat tuberkulosis ini

yang pernah memutihkan paru-paru
membentuk ringkih yang lain
sesamar, selembut saputan debu

Ampenan, 2022

 

SELEPAS KESEDIHAN

selepas kesedihan itu
seekor kupu-kupu kembali
menjenguk
kuntum-kuntum kuning buttercup
yang berserbuk

berjajar tiga batang
di bawah tritis hujan, penghias beranda
berlantai semen rumpang

lantas angin menaburnya ke udara
hening, putih, seperti puasa
seperti guguran-guguran dosa

Ramadan, 2023

 

PUASA

selepas dzuhur ini, akan
kunyalakan tungku
kucipta keharuman pertama
di dapurku

di luar masih puasa
namun tetas manis tetap leleh
dari tiap mata nektar bunga

maka lebah, kupu-kupu, berkepak
melintasi hutan, ladang, taman-taman raya
menempuh ribuan mil jarak
dari luka

untuk menemukannya, mencecapnya
melipurnya dari dahaga
yang perih

aku ingat sebuah puisi
ditulis seorang penyair muda
: seekor kasuari yang mengembara

aku ingat pada ibuku
di seberang, di dusun jauh
seperti apa kiranya: kesedihan pertama

ketika di hari itu, di ambang sebuah pintu
sepasang matanya tabah
melepas mula perjalananku

oh, barangkali seperti puasa rasanya
masa tua dan kesabaran-kesabaran
yang melampauinya

Ramadan, 2023

 

DI SUDUT KEBUN

Di sudut kebun angin menyingkap
kelopak mawar: hasrat yang merah mekar
tersisa dari subuh, dua butir embun menitis
dari pucuk jemari tangan

mengusap
dosa yang sebentar

Ampenan, 2023

 

===

*Lailatul Kiptiyah, lahir dan besar di Blitar, Jawa Timur. Buku kumpulan puisinya pertamanya Perginya Seekor Burung (2020) masuk 5 buku puisi pilihan Anugerah Hari Puisi Indonesia 2020. Sedang buku kumpulan puisinya yang kedua adalah Kata dan Batu (Divapress, 2023). Bermukim bersama keluarga kecilnya di Ampenan, Mataram, NTB.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *